About Us

Selasa, 26 Januari 2010

Algoritma Komputer

1. Apa Itu Algoritma?
• Definisi
– Urutan langkah-langkah untuk memecahkan masalah
– Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan masalah
• Algoritma dibutuhkan untuk memerintah komputer mengambil langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan masalah.
2. Penulisan Algoritma
• Dalam bahasa natural (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan bahasa manusia lainnya)
– Tapi sering membingungkan (ambiguous)
• Menggunakan flow chart (diagram alir)
– Bagus secara visual akan tetapi repot kalau algoritmanya panjang
• Menggunakan pseudo-code
– Sudah lebih dekat ke bahasa pemrograman, namun sulit dimengerti oleh orang yang tidak mengerti pemrograman.
Contoh:
• Requirement
– Buat sebuah algoritma untuk memilih bilangan terbesar dari 3 buah bilangan
– Nantinya ini bisa digeneralisir menjadi n buah bilangan.
3. Algoritma Dalam Bahasa Natural
1. Ambil bilangan pertama dan set maks sama dengan bilangan pertama
2. Ambil bilangan kedua dan bandingkan dengan maks
3. Apa bila bilangan kedua lebih besar dari maks, set maks sama dengan bilangan kedua
4. Ambil blangan ketiga dan bandingan dengan maks
5. Apabila bilangan ketiga lebih besar dari maks, set maks sama dengan bilangan ketiga
6. Variabel maks berisi bilangan terbesar. Tayangkan hasilnya.
4. Algoritma dengan pseudo-code
maks ? bilangan pertama
if (maks < bilangan kedua)
maks ? bilangan kedua
if (maks < bilangan ketiga)
maks ? bilangan ketiga
5. Aspek Penting dari Algoritma
1. Finiteness
• Algoritma harus berhenti after a finite number of steps
2. Definiteness
• Setiap langkah harus didefinisikan secara tepat, tidak boleh membingungkan (ambiguous)
3. Input
• Sebuah algoritma memiliki nol atau lebih input yang diberikan kepada algoritma sebelum dijalankan
4. Output
• Sebuah algoritma memiliki satu atau lebih output, yang biasanya bergantung kepada input
5. Effectiveness
• Setiap algoritma diharapkan miliki sifat efektif

http://www.nusinau.com/algoritma-komputer/

Senin, 25 Januari 2010

Rekor dunia yang sampai saat ini masih dipegang indonesia

Disamping beberapa kekurangan yang melekat di tanah air kita
Indonesia, nternyata ada puluhan rekor dunia yang patut kita banggakan
sebagai bangsa Indonesia karena sampai saat ini belum ada yang
mampu memecahkan rekor tersebut.

Berikut daftar 24 rekor dunia yang dimiliki Indonesia.

Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang
terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi
nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) .
Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau
terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606
km2) dan Papua (421.981 km2).


Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan
seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir
25% panjang pantai di dunia.


Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir
penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang
luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.


Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di
dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua
saja terdapat 270 suku.


Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan
dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di
Indonesia . Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa
daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa
Jawa.


Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk
agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk
Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal
jamaah haji terbesar di dunia.

Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di
Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief
lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti
Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).

Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu :
Pithecanthropus Erectus’¬ yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta
tahun yang lalu.

Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah
berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke
70 tertua di dunia.


Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang
pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7
Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.
Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang
supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama
kali th 1958 & terakhir 2002).


Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20%
dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu :
cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam
(Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).


Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu
sekitar 80% di pasar dunia.

Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari
total dunia).


Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150
species.


Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai
dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum)
sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk
Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.


Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk
mencegah pengikisan air laut/abrasi.


Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau
Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai
3 meter dan beratnya 90 kg.


Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di
dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius
Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10
cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di
Sulawesi.

Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python
Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.

Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa
berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih
sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang
kepala.

Minggu, 24 Januari 2010

Nabi Muhammad SAW di Mata Para Tokoh Dunia

MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA)
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.
Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936.)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”
Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan”

“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini.
“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.
Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”
MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKIN G OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)
Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri.
Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah m erubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?”
Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu.
Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut -hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”
K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”
Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad s ang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu,
Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan.
Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.
PROF. (SNOUCK) HURGRONJE
Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa.
Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.
THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP
Betapa menakjubkan seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua dekade.
“Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. “Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.
EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM
Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama (HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).
Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh Tuhan dan demikianlah juga setiap tindakannya.
SAROJINI NAIDU, penyair terkenal India (S. Naidu, IDEALS OF ISLAM, vide Speeches & Writings, Madras, 1918, p. 169):
Inilah agama pertama yang mengajarkan dan mempraktekkan demokrasi; di setiap masjid, ketika adzan dikumandangkan dan jemaah telah berkumpul, demokrasi dalam Islam terwujud lima kali sehari ketika seorang hamba dan seorang raja berlutut berdampingan dan mengakui: ‘Allah Maha BesarE.. Saya terpukau lagi dan lagi oleh kebersamaan Islam yang secara naluriah membuat manusia menjadi bersaudara.
DIWAN CHAND SHARMA
“Muhammad adalah sosok penuh kebaikan, pengaruhnya dirasakkan dan tak pernah dilupakan orang-orang terdekatnya. (D.C. Sharma, THE PROPHETS OF THE EAST, Calcutta, 1935, pp. 12)
James A. Michener, “Islam: The Misunderstood Religion,” in READER’S DIGEST (American edition), May 1955, pp. 68-70.
Muhammad, seorang inspirator yang mendirikan Islam, dilahirkan pada tahun 570 masehi dalam masyarakat Arab penyembah berhala. Yatim semenjak kecil dia secara khusus memberikan perhatian kepada fakir miskin, yatim piatu dan janda, serta hamba sahaya dan kaum lemah. Di usia 20 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha yang sukses, dan menjadi pengelola bisnis seorang janda kaya. Ketika mencapai usia 25, sang majikan melamarnya. Meski usia perempuan tersebut 15 tahun lebih tua Muhammad menikahinya dan tetap setia kepadanya sepanjang hayat sang istri.
“Seperti halnya para nabi lain, Muhammad memulai tugas kenabiannya dengan sembunyi2 dan ragu2 karena menyadari kelemahannya. Tapi “Baca adalah perintah yang diperolehnya, -dan meskipun sampai saat ini diyakini bahwa Muhammad tidak bisa membaca dan menulis dan keluarlah dari mulutnya satu kalimat yang akan segera mengubah dunia: “Tiada tuhan selain Tuhan.
“Dalam setiap hal, Muhammad adalah seorang yang mengedepankan akal. Ketika putranya, Ibrahim, meninggal disertai gerhana dan menimbulkan anggapan ummatnya bahwa hal tersebut adalah wujud rasa belasungkawa Tuhan kepadanya, Muhammad berkata: “Gerhana adalah sebuah kejadian alam biasa, adalah suatu kebodohan mengkaitkannya dengan kematian atau kelahiran seorang manusia.
“Sesaat setelah ia meninggal, sebagian pengikutnya hendak memujanya sebagaimana Tuhan dipuja, akan tetapi penerus kepemimpinannya (Abu Bakar-pen. ) menepis keingingan ummatnya itu dengan salah satu pidato relijius terindah sepanjang masa: ‘Jika ada diatara kalian yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa ia telah meninggal. Tapi jika Tuhan-lah yang hendak kalian sembah, ketahuilah bahwa Ia hidup selamanya (Ayat terkait: Q.S. Al Imran, 144 – pen.)
W. Montgomery Watt, MOHAMMAD AT MECCA, Oxford, 1953, p. 52.
“Kesiapannya menempuh tantangan atas keyakinannya, ketinggian moral para pengikutnya, serta pencapaiannya yang luar biasa semuanya menunjukkan integritasnya. Mengira Muhammad sebagai seorang penipu hanyalah memberikan masalah dan bukan jawaban. Lebih dari itu, tiada figur hebat yang digambarkan begitu buruk di Barat selain Muhammad.
Annie Besant, THE LIFE AND TEACHINGS OF MUHAMMAD, Madras, 1932, p. 4.
“Sangat mustahil bagi seseorang yang memperlajari karakter Nabi Bangsa Arab, yang mengetahui bagaimana ajarannya dan bagaimana hidupnya untuk merasa kan selain hormat terhadap beliau, salah satu utusan-Nya. Dan meskipun dalam semua yang saya gambarkan banyak hal-hal yang terasa biasa, namun setiap kali saya membaca ulang kisah-kisahnya, setiap kali pula saya mersakan kekaguman dan penghormatan kepada sang Guru Bangsa Arab tersebut.”
Bosworth Smith, MOHAMMAD AND MOHAMMADANISM, London, 1874, p. 92.
“Dia adalah perpaduan Caesar dan Paus; tapi dia adalah sang Paus tanpa pretensinya dan seorang caesar tanpa Legionnaire-nya: tanpa tentara, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pengahasilan tetap; jika ada seorang manusia yang pantas untuk berkata bahwa dia-lah wakil Tuhan penguasa dunia, Muhammad lah orang itu, karena dia memiliki kekuatan meski ia tak memiliki segala instrument atau penyokongnya.
John William Draper, M.D., L.L.D., A History of the Intellectual Development of Europe, London 1875, Vol.1, pp.329-330
“Empat tahun setelah kematian Justinianus, pada 569 AD, telah lahir di Mekkah Arabia seorang manusia yang sangat besar pengaruhnya terhadap ummat manusia Muhammad.
John Austin, “Muhammad the Prophet of Allah,” in T.P. ’s and Cassel’s Weekly for 24th September 1927.
Dalam kurun waktu hanya sedikit lebih dari satu tahun, ia telah menjadi pemimpin di Madinah. Kedua tangannya memegang sebuah tuas yang siap mengguncang dunia.
Professor Jules Masserman
“Pasteur dan Salk adalah pemimpin dalam satu hal (intelektualitas-pen). Gandhi dan Konfusius pada hal lain serta Alexander, Caesar dan Hitler mungkin pemimpin pada kategori kedua dan ketiga (reliji dan militer pen.). Jesus dan Buddha mungkin hanya pada kategori kedua. Mungkin pemimpin terbesar sepanjang masa adalah Muhammad, yang sukses pada ketiga kategori
tersebut. Dalam skala yang lebih kecil Musa melakukan hal yang sama.
What Notable Non-Muslims have said about Islam and Muhammad SAW Napolean Bonaparte as Quoted in Christian Cherfils, ‘Bonaparte et Islam,’ Pedone Ed., Paris, France, 1914, pp. 105, 125.
Original References: “Correspondance de Napoléon Ier Tome V pièce n° 4287 du 17/07/1799…”
“Moses has revealed the existence of God to his nation. Jesus Christ to the Roman world, Muhammad to the old continent…
“Arabia was idolatrous when, six centuries after Jesus, Muhammad introduced the worship of the God of Abraham, of Ishmael, of Moses, and Jesus. The Ariyans and some other sects had disturbed the tranquility of the east by agitating the question of the nature of the Father, the son, and the Holy Ghost. Muhammad declared that there was none but one God who had no father, no son and that the trinity imported the idea of idolatry…
“I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the principles of Qur’an which alone are true and which alone can lead men to happiness.”
Sir George Bernard Shaw in ‘The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936.
“If any religion had the chance of ruling over England, nay Europe within the next hundred years, it could be Islam.”
“I have always held the religion of Muhammad in high estimation because of its wonderful vitality. It is the only religion which appears to me to possess that assimilating capacity to the changing phase of existence which can make itself appeal to every age. I have studied him – the wonderful man and in my opinion far from being an anti-Christ, he must be called the Savior of Humanity.”
“I believe that if a man like him were to assume the dictatorship of the modern world he would succeed in solving its problems in a way that would bring it the much needed peace and happiness: I have prophesied about the faith of Muhammad that it would be acceptable to the Europe of tomorrow as it is beginning to be acceptable to the Europe of today.”
Bertrand Russel in ‘History of Western Philosophy,’ London, 1948, p. 419.
“Our use of phrase ‘The Dark ages’ to cover the period from 699 to 1,000 marks our undue concentration on Western Europe…
From India to Spain, the brilliant civilization of Islam flourished. What was lost to christendom at this time was not lost to civilization, but quite the contrary…
“To us it seems that West-European civilization is civilization, but this is a narrow view.”
H.G. Wells
“The Islamic teachings have left great traditions for equitable and gentle dealings and behavior, and inspire people with nobility and tolerance. These are human teachings of the highest order and at the same time practicable. These teachings brought into existence a society in which hard-heartedness and collective oppression and injustice were the least as compared with all other societies preceding it….Islam is replete with gentleness, courtesy, and fraternity.”
Dr. William Draper in ‘History of Intellectual Development of Europe’
“During the period of the Caliphs the learned men of the Christians and the Jews were not only held in great esteem but were appointed to posts of great responsibility, and were promoted to the high ranking job in the government….He (Caliph Haroon Rasheed) never considered to which country a learned person belonged nor his faith and belief, but only his excellence in the field of learning.”
Thomas Carlyle in ‘Heroes, Hero Worship, and the Heroic in History,’ Lecture 2, Friday, 8th May 1840.
“As there is no danger of our becoming, any of us, Mahometans (i.e. Muslim), I mean to say all the good of him I justly can…
“When Pococke inquired of Grotius, where the proof was of that story of the pigeon, trained to pick peas from Mahomet’s (Muhammad’s) ear, and pass for an angel dictating to him? Grotius answered that there was no proof!…
“A poor, hard-toiling, ill-provided man; careless of what vulgar men toil for. Not a bad man, I should say; Something better in him than hunger of any sort, — or these wild arab men, fighting and jostling three-and-twenty years at his hand, in close contact with him always, would not revered him so! They were wild men bursting ever and anon into quarrel, into all kinds of fierce sincerity; without right worth and manhood, no man could have commanded them. They called him prophet you say? Why he stood there face to face with them; bare, not enshrined in any mystry; visibly clouting his own cloak, cobbling his own shoes; fighting, counselling, ordering in the midst of them: they must have seen what kind of man he was, let him be called what you like! No emperor with his tiaras was obeyed as this man in a cloak of his own clouting. During three-and-twenty years of rough actual trial. I find something of a veritable Hero necessary for that, of itself…
“These Arabs, the man Mahomet, and that one century, – is it not as if a spark had fallen, one spark, on a world of what proves explosive powder, blazes heaven-high from Delhi to Granada! I said, the Great man was always as lightning out of Heaven; the rest of men waited for him like fuel, and then they too would flame…”
Phillip Hitti in ‘Short History of the Arabs.’
“During all the first part of the Middle Ages, no other people made as important a contribution to human progress as did the Arabs, if we take this term to mean all those whose mother-tongue was Arabic, and not merely those living in the Arabian peninsula. For centuries, Arabic was the language of learning, culture and intellectual progress for the whole of the civilized world with the exception of the Far East. From the IXth to the XIIth century there were more philosophical, medical, historical, religiuos, astronomical and geographical works written in Arabic than in any other human tongue.”
Carra de Vaux in ‘The Philosophers of Islam,’ Paris, 1921.
“Finally how can one forget that at the same time the Mogul Empire of India (1526-1857 C.E.) was giving the world the Taj Mahal (completed in 1648 C.E.) the architectural beauty of which has never been surpassed, and the ‘Akbar Nameh’ of Abul Fazl: “That extraordinary work full of life ideas and learning where every aspect of life is examined listed and classified, and where progress continually dazzles the eye, is a document of which Oriental civilization may justly be proud. The men whose genius finds its expression in this book were far in advance of their age in the practical art of government, and they were perhaps in advance of it in their speculations about religious philosophy. Those poets those philosophers knew how to deal with the world or matter. They observe, classify, calculate and experiment. All the ideas that occur to them are tested against facts. They express them with eloquence but they also support them with statistics.”…the principles of tolerance, justice and humanity which prevailed during the long reign of Akbar.”
Marcel Clerget in ‘La Turquie, Passe et Present,’ Paris, 1938.
“Many proofs of high cultural level of the Ottoman Empire during the reign of Suleiman the Magnificent are to be found in the development of science and law; in the flowering of literary works in Arabic, Persian and Turkish; in the contemporary monuments in Istanbul, Bursa, and Edirne; in the boom in luxury industries; in the sumptuous life of the court and high dignitaries, and last but not least in its religious tolerance. All the various influences – notably Turkish, Byzantine and Italian mingle together and help to make this the most brilliant epoch of the Ottomans.”
Michael the Elder (Great) as Quoted in ‘Michael the Elder, Chronique de Michael Syrien, Patriarche Jacobite d’ Antioche,’ J.B. Chabot, Editor, Vol. II, Paris, 1901.
“This is why the God of vengeance, who alone is all-powerful, and changes the empire of mortals as He will, giving it to whomsoever He will, and uplifting the humble beholding the wickedness of the Romans who throughout their dominions, cruelly plundered our churches and our monasteries and condemned us without pity, brought from the region of the south the sons of Ishmael, to deliver us through them from the hands of the Romans. And if in truth we have suffered some loss, because the Catholic churches, that had been taken away from us and given to the Chalcedonians, remained in their possession; for when the cities submitted to the Arabs, they assigned to each denomination the churches which they found it to be in possession of (and at that time the great churches of Emessa and that of Harran had been taken away from us); nevertheless it was no slight advantage for us to be delivered from the cruelty of the Romans, their wickedness, their wrath and cruel zeal against us, and to find ourselves at people. (Michael the Elder, Jacobite Patriarch of Antioch wrote this text in the latter part of the twelfth century, after five centuries of Muslim rule in that region.
Sir John Bagot Glubb
“Khalif (Caliph) Al-Ma’mun’s period of rule (813 – 833 C.E.) may be considered the ‘golden age’ of science and learning. He had always been devoted to books and to learned pursuits. His brilliant mind was interested in every form of intellectual activity. Not only poetry but also philosophy, theology, astronomy, medicine and law all occupied his time.”
“By Mamun’s time medical schools were extremely active in Baghdad. The first free public hospital was opened in Baghdad during the Caliphate of Haroon-ar-Rashid. As the system developed, physicians and surgeons were appointed who gave lectures to medical students and issued diplomas to those who were considered qualified to practice. The first hospital in Egypt was opened in 872 AD and thereafter public hospitals sprang up all over the empire from Spain and the Maghrib to Persia.”
Michael H. Hart of USA
He compiled a ranking list of the 100 most influential persons in the history of the entire humanity, who authored book “The 100 most influential persons”, published in 1978 by Hart Publishing Company Inc. He ranked Muhammad peace and blessings of Allaah be upon him, as the number one, at the top of his list.
Following are brief excerpts from the chapter on Muhammad peace and blessings of Allaah be upon him.
“My choice of Muhammad to lead the best of the world’s most influential persons may surprise some readers and may be questioned by others, but he was the only man in history who was supremely successful on both the religious and secular levels.
Of humble origins, Muhammad founded and promulgated one of the world’s great religions, and became an immensely effective political leader. Today thirteen centuries after his death, his influence is still powerful and pervasive.
The majority of the persons in this book had the advantage of being born and raised in centers of civilization, highly cultured or politically pivotal nations. Muhammad, however, was born in the year 570, in the city of Mecca, in southern Arabia, at that time a backwards area of the world, far from the centers of trade, art and learning. Orphaned at the age of six, he was reared in modest surroundings. Islamic tradition tells us that he was illiterate.”
“When Muhammad died, in 632, he was the effective ruler of all of Southern Arabia”.
About the rapid spread of Islaam which continued after the demise of Muhammad, Michael Hart writes that the lands that accepted Islaam included ”The Northeast of Arabia the larger Neo-Persian Empire of Sassamids; to the northwest bay Byzantine, or Eastern Roman Empire, centered in Constantinople . . . all of Mesopotamia, Syria and Palestine.”
“By 711, North Africa, to the Atlantic Ocean, then the Visigoth Kingdom of Spain . . . stretching from the boarders of India to the Atlantic Ocean, the largest empire that the world had yet seen”.
Lamartine’s tribute to the Prophet , (Histoire de la Turquie, 1855).
“If greatness of purpose, smallness of means and astounding results are the three criteria of human genius, who could claim to compare any great man in modern history with Muhammad?”
Gandhi, (Young India, 1922).
“I become more than ever convinced that it was not the sword that won a place for Islam in those days. It was the rigid simplicity, the utter self-effacement of the Prophet, the scrupulous regard for pledges, his intense devotion to his friends and followers and his intrepidity, his fearlessness, his absolute trust in God and in his own mission. These and not the sword carried everything before them and surmounted every obstacle”.
Sumber:
Kaskus
http://www.cyberistan.org/islamic/quote2.html
http://www.daar-ul-ehsaan.org/story.htm
http://ivangp.wordpress.com/2009/02/20/nabi-muhammad-saw-di-mata-para-tokoh-dunia/#more-136

Sabtu, 23 Januari 2010

Resep Cinta dari Ibnu Athaillah

telah lama... cinta tersasar... dari cinta yang suci....
telah lama... cinta tersisih... dari cinta hakiki......
kerna sekian lamanya..... manusia, dibuai cinta nafsu
sering berubah... tidak menentu
seperti pantai... dipukul ombak...


siapa sih yang tidak pernah jatuh cinta, sedangkan perasaan mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia.
tetapi, pada kadar tertentu, ada rasa cinta yang bisa membuat seseorang mabuk kepayang. bisa membuat seseorang merana, tersiksa sampai setengah gila. cinta yang membuatnya menderita itu semakin membuat jiwanya rapuh, membobol benteng keimanan, menangis air mata darah, sampai menghalalkan segala cara untuk bisa berdekatan terus dengan orang yang dicintainya.

Itu adalah sebagian kecil tanda-tanda dari penyakit cinta. ya, penyakit cinta, sebab cinta sejati itu menyembuhkan, bukan menyakitkan.  Senyum manis

Inilah resep cinta dari Ibnu Athaillah: tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangan duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana.

contoh: http://myquran.org/forum/index.php/topic,23237.0.html
Hampir semua orang yang pernah jatuh cinta merasakan apa yang dirasakannya. Dan perasaan itu tidak akan bisa kaukeluarkan, kauusir dari dalam hati, kecuali jika kamu memiliki 2 hal:

1. rasa cinta kepada Allah yang luar biasa, yang menggetarkan hatimu. sehingga ketika yang ada di hatimu adalah Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan terusir.

2. rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai hatimu merasa merana. jika kau merasa merana karena rindu kepada Allah, kau tidak mungkin merana karena rindu kepada yang lain. jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak akan sibuk memikirkan yang lain.

saat hati seseorang miskin oleh cinta dan rindu kepada Allah, maka hati itu akan dijajah oleh cinta dan rindu pada yang lain. Itulah yang membuatmu tersiksa.
Mencintai makhluk itu sangat berpeluang untuk menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk itu juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak. Jika kau mencintai seseorang ada dua kemungkinan; diterima atau ditolak. Jika ditolak pasti sakit rasanya. Namun jika kau mencintai Allah pasti diterima. Jika kau mencintai Allah, engkau tidak akan pernah merasakan kehilangan. Tak akan ada yang merebut Allah yang kaucintai itu dari hatimu. Tak akan ada yang merampas Allah. jika kau bermesraan dengan Allah, hidup bersama Allah, kau tidak akan pernah berpisah dengannya. Allah akan setia menyertaimu. Allah tidak akan berpisah darimu, kecuali kamu sendiri yang berpisah dari-Nya. Cinta yang paling membahagiakan dan menyembuhkan adalah cinta kepada Allah 'Azzawajalla.


sumber  http://izti.multiply.com/journal/item/43

Dialog Ibn Athaillah dengan Ibnu Taymiyah

Siapa saja yang membangun keyakinannya semata-mata berdasarkan bukti-bukti yang tampak dan argumen deduktif, maka ia membangun keyakinan dengan dasar yang tak bisa diandalkan. Karena ia akan selalu dipengaruhi oleh sangahan-sangahan balik yang konstan. Keyakinan bukan berasal dari alasan logis melainkan tercurah dari lubuk hati.
(Ibn Arabi)

Bismillahi ar rahmani ar rahiim

Abu Fadl Ibn Athaillah Al Sakandari (wafat 709), salah seorang imam sufi terkemuka yang juga dikenal sebagai seorang muhaddits, muballigh sekaligus ahli fiqih Maliki, adalah penulsi karya-karya berikut: Al Hikam, Miftah ul Falah, Al Qasdul al Mujarrad fi Makrifat al ism al-Mufrad, Taj al-Arus al-Hawi li tadhhib al-nufus, Unwan al-Taufiq fi al Adad al-Thariq, sebuah biografi: Al-Lataif fi manaqib Abi al Abbas al Mursi wa sayykhihi Abi al Hasan, dan lain-lain. Beliau adalah murid Abu al Abbas Al-Musrsi (wafat 686) dan generasi penerus kedua dari pendiri tarekat Sadziliyah: Imam Abu Al Hasan Al Sadzili.
Ibn Athaillah adalah salah seorang yang membantah Ibn Taymiyah atas serangannya yang berlebihan terhadap kaum sufi yang tidak sefaham dengannya. Ibn Athaillah tak pernah menyebut Ibn Taymiyah dalam setiap karyanya, namun jelaslah bahwa yang disinggungnya adalah Ibn Taymiyah saat ia mengatakan dalam Lataif: sebagai “cendekiawan ilmu lahiriyah”.1 Halaman berikut ini merupakan terjemahan Inggris pertama atas dialog bersejarah antara kedua tokoh tersebut.
Naskah Dialog :
Dari Usul al-Wusul karya Muhammad Zaki Ibrahim Ibn Katsir, Ibn Al Athir, dan penulis biografi serta kamus biografi, kami memperoleh naskah dialog bersejarah yang otentik. Naskah tersebut memberikan ilham tentang etika berdebat di antara kaum terpelajar. Di samping itu, ia juga merekam kontroversi antara pribadi yang bepengaruh dalam tsawuf: Syaikh Ahmad Ibn Athaillah Al Sakandari, dan tokoh yang tak kalah pentingnya dalam gerakan “Salafi”: Syaikh Ahmad Ibn Abd Al Halim Ibn Taymiyah selama era Mamluk di Mesir yang berada dibawah pemerintahan Sulthan Muhammad Ibn Qalawun (Al Malik Al Nasir).
Kesaksian Ibn Taymiyah kepada Ibn Athaillah
Syaikh Ibn Taymiyah ditahan di Alexandria. Ketika sultan memberikan ampunan, ia kembali ke Kairo. Menjelang malam, ia menuju masjid Al Ahzar untuk sholat maghrib yang diimami Syaikh ibn Athaillah. Selepas shalat, Ibn Athailah terkejut menemukan Ibn Taymiyah sedang berdoa dibelakangnya. Dengan senyuman, sang syaikh sufi menyambut ramah kedatangan Ibn Taymiyah di Kairo seraya berkata: Assalamualaykum, selanjutnya ia memulai pembicaraan dengan tamu cendekianya ini.
Ibn Athaillah: “Biasanya saya sholat di masjid Imam Husein dan sholat Isya di sini. Tapi lihatlah bagaimana ketentuan Allah berlaku! Allah menakdirkan sayalah orang pertama yang harus menyambut anda (setelah kepulangan anda ke Kairo). Ungkapkanlah kepadaku wahai faqih, apakah anda menyalahkanku atas apa yang telah terjadi?”
Ibn Taymiyah: “Aku tahu, anda tidak bermaksud buruk terhadapku, tapi perbedaan pandangan diantara kita tetap ada. Sejak hari ini, dalam kasus apapun, aku tidak mempersalahkan dan membebaskan dari kesalahan, siapapun yang berbuat buruk terhadapku”
Ibn Athaillah: Apa yang anda ketahui tentang aku, syaikh Ibn Taymiyah?
Ibn Taymiyah : Aku tahu anda adalah seorang yg saleh, berpengetahuan luas, dan senantiasa berbicara benar dan tulus. Aku bersumpah tidak ada orang selain anda, baik di Mesir maupun Syria yang lebih mencintai Allah ataupun mampu meniadakan diri di (hadapan) Allah atau lebih patuh atas perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Tapi bagaimanapun juga kita memiliki perbedaan pandangan. Apa yang anda ketahui tentang saya? Apakah anda atau saya sesat dengan menolak kebenaran (praktik) meminta bantuan seseorang untuk memohon pertolongan Allah (istighatsah)?
Ibn Athaillah: Tentu saja, rekanku, anda tahu bahwa istighatsah atau memohon pertolongan sama dengan tawasul atau mengambil wasilah (perantara) dan meminta syafaat; dan bahwa Rasulullah saw, adalah seorang yang kita harapkan bantuannya karena beliaulah perantara kita dan yang syafaatnya kita harapkan.
Ibn Taymiyah: Mengenai hal ini saya berpegang pada sunnah rasul yang ditetapkan dalam syariat. Dalam hadits berbunyi sebagai: Aku telah dianugerahkan kekuatan syafaat. Dalam ayat al Qur’an juga disebutkan: “Mudah-mudahan Allah akan menaikkan kamu (wahai Nabi) ke tempat yang terpuji (q.s. Al Isra : 79). Yang dimaksud dengan tempat terpuji adalah syafaat. Lebih jauh lagi, saat ibunda khalifah Ali ra wafat, Rasulullah berdoa pada Allah di kuburnya: “Ya Allah Yang Maha Hidup dan Tak pernah mati, Yang Menghidupkan dan Mematikan, ampuni dosa-dosa ibunda saya Fatimah binti Asad, lapangkan kubur yang akan dimasukinya dengan syafaatku, utusanMu, dan para nabi sebelumku. Karena Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun”.

Inilah syafaat yang dimiliki rasulullah saw. Sementara mencari pertolongan dari selain Allah, merupakan suatu bentuk kemusyrikan; Rasulullah saw sendiri melarang sepupunya, Abdullah bin Abbas, memohon pertolongan dari selain Allah.
Ibn Athaillah : Semoga Allah mengaruniakanmu keberhasilan, wahai faqih! Maksud dari saran Rasulullah saw kepada sepupunya Ibn Abbas, adalah agar ia mendekatkan diri kepada Allah tidak melalui kekerabatannya dengan rasul melainkan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan mengenai pemahaman anda tentang istighosah sebagai mencari bantuan kepada selain Allah, yang termasuk perbuatan musyrik, saya ingin bertanya kepada anda,” Adakah muslim yang beriman pada Allah dan rasulNya yang berpendapat ada selain Allah yang memiliki kekuasaaan atas segala kejadian dan mampu menjalankan apa yang telah ditetapkanNya berkenaan dengan dirinya sendiri?”

” Adakah mukmin sejati yang meyakini ada yang dapat memberikan pahala atas kebaikan dan menghukum atas perbuatan buruk, selain dari Allah? Disamping itu, seharusnya kita sadar bahwa ada berbagai ekspresi yang tak bisa dimaknai sebatas harfiah belaka. Ini bukan saja dikhawatirkan akan membawa kepada kemusyrikan, tapi juga untuk mencegah sarana kemusyrikan. Sebab, siapapun yang meminta pertolongan Rasul berarti mengharapkan anugerah syafaat yang dimiliknya dari Allah, sebagaimana jika anda mengatakan: “Makanan ini memuaskan seleraku”. Apakah dengan demikian makanan itu sendiri yang memuaskan selera anda? Ataukah disebabkan Allah yang memberikan kepuasan melalui makanan?
Sedangkan pernyataan anda bahwa Allah melarang muslim untuk mendatangi seseorang selain DiriNya guna mendapat pertolongan, pernahkah anda melihat seorang muslim memohon pertolongan kepada selain Allah? Ayat Al quran yang anda rujuk, berkenaan dengan kaum musyrikin dan mereka yang memohon pada dewa dan berpaling dari Allah. Sedangkan satu-satunya jalan bagi kaum muslim yang meminta pertolongan rasul adalah dalam rangaka bertawasul atau mengambil perantara, atas keutamaan (hak) rasul yang diterimanya dari Allah (bihaqqihi inda Allah) dan tashaffu atau memohon bantuan dengan syafaat yang telah Allah anugerahkan kepada rasulNya.
Sementara itu, jika anda berpendapat bahwa istighosah atau memohon pertolongan itu dilarang syariat karena mengarah pada kemusyrikan, maka kita seharusnya mengharamkan anggur karena dapat dijadikan minuman keras, dan mengebiri laki-laki yang tidak menikah untuk mencegah zina.
(Kedua syaikh tertawa atas komentar terakhir ini).
Lalu Ibn Athaillah melanjutkan: “Saya kenal betul dengan segala inklusifitas dan gambaran mengenai sekolah fiqih yang didirikan oleh syaikh anda, Imam Ahmad, dan saya tahu betapa luasnya teori fiqih serta mendalamnya “prinsip-prinsip agar terhindar dari godaan syaitan” yang anda miliki, sebagaimana juga tanggung jawab moral yang anda pikul selaku seorang ahli fiqih.
Namun saya juga menyadari bahwa anda dituntut menelisik di balik kata-kata untuk menemukan makna yang seringkali terselubung dibalik kondisi harfiahnya. Bagi sufi, makna laksana ruh, sementara kata-kata adalah jasadnya. Anda harus menembus ke dalam jasad fisik ini untuk meraih hakikat yang mendalam. Kini anda telah memperoleh dasar bagi pernyataan anda terhadap karya Ibn Arabi, Fususul Hikam. Naskah tersebut telah dikotori oleh musuhnya bukan saja dengan kata-kata yang tak pernah diucapkannya, juga pernyataan-pernyataan yang tidak dimaksudkannya (memberikan contoh tokoh islam).
Ketika syaikh al islam Al Izz ibn Abd Salam memahami apa yang sebenarnya diucapan dan dianalisa oleh Ibn Arabi, menangkap dan mengerti makna sebenarnya dibalik ungkapan simbolisnya, ia segera memohon ampun kepada Allah swt atas pendapatnya sebelumnya dan menokohkan Muhyiddin Ibn Arabi sebagai Imam Islam.
Sedangkan mengenai pernyataan al Syadzili yang memojokkan Ibn Arabi, perlu anda ketahui, ucapan tersebut tidak keluar dari mulutnya, melainkan dari salah seorang murid Sadziliyah. Lebih jauh lagi, pernyataan itu dikeluarkan saat para murid membicarakan sebagian pengikut Sadziliyah. Dengan demikian, pernyataan itu diambil dalam konteks yang tak pernah dimaksudkan oleh sang pembicaranya sendiri. “Apa pendapat anda mengenai khalifah Sayyidina Ali bin Abi Thalib?”
Ibn Taymiyah: Dalam salah satu haditsnya, rasul saw bersabda: “Saya adalah kota ilmu dan Ali lah pintunya”. Sayyidina Ali adalah merupakan seorang mujahid yang tak pernah keluar dari pertempuran kecuali dengan membawa kemenangan. Siapa lagi ulama atau fuqaha sesudahnya yang mampu berjuang demi Allah menggunakan lidah, pena dan pedang sekaligus? Dialah sahabat rasul yang paling sempurna-semoga Allah membalas kebaikannya. Ucapannya bagaikan cahaya lampu yang menerangi sepanjang hidupku setelah al quran dan sunnah. Duhai! Seseorang yang meski sedikit perbekalannya namun panjang perjuangannya.
Ibn Athaillah: Sekarang, apakah Imam Ali ra meminta agar orang-orang berpihak padanya dalam suatu faksi? Sementara faksi ini mengklaim bahwa malaikat jibril melakukan kesalahan dengan menyampaikan wahyu kepada Muhammad saw, bukannya kepada Ali! Atau pernahkah ia meminta mereka untuk menyatakan bahwa Allah menitis ke dalam tubuhnya dan sang imam menjadi tuhan? Ataukah ia tidak menentang dan memberantas mereka dengan memberikan fatwa (ketentuan hukum) bahwa mereka harus dibunuh dimanapun mereka ditemukan?
Ibn Tayniyah: Berdasarkan fatwa ini saya memerangi mereka di pegunungan Syria selama lebih dari 10 tahun.

Ibn Athaillah: Dan Imam Ahmad- semoga Allah meridoinya-mempertanyakan perbuatan sebagian pengikutnya yang berpatroli, memecahkan tong-tong anggur (di toko-toko penganut kristen atau dimanapun mereka temukan), menumpahkan isinya di lantai, memukuli gadis para penyanyi, dan menyerang msayarakat di jalan.
Meskipun sang Imam tak memberikan fatwa bahwa mereka harus mengecam dan menghardik orang-orang tersebut. Konsekuensinya para pengikutnya ini dicambuk, dilempar ke penjara dan diarak di punggung keledai dengan menghadap ekornya. Apakah Imam Ahmad bertanggung jawab atas perbuatan buruk yang kini kembali dilakukan pengikut Hanbali, dengan dalih melarang benda atau hal-hal yang diharamkan?

Dengan demikian, Syaikh Muhyidin Ibn Arabi tidak bersalah atas pelanggaran yang dilakukan para pengikutnya yang melepaskan diri dari ketentuan hukum dan moral yang telah ditetapkan agama serta melakukan pebuatan yang dilarang agama. Apakah anda tidak memahami hal ini?
Ibn Taymiyah: “Tapi bagaimana pendirian mereka di hadapan Allah? Di antara kalian, para sufi, ada yang menegaskan bahwa ketika Rasulullah saw memberitakan khabar gembira pada kaum miskin bahwa mereka akan memasuki surga sebelum kaum kaya, selanjutnya kaum miskin tersebut tenggelam dalam luapan kegembiraan dan mulai merobek-robek jubah mereka; saat itu malaikat jibril turun dari surga dan mewahyukan kepada rasul bahwa Allah akan memilih di antara jubah-jubah yang robek itu; selanjutnya malaikat jibril mengangkat satu dari jubah dan menggantungkannya di singgasana Allah. berdasarkan ini, kaum sufi mengenakan jubah kasar dan menyebut dirinya fuqara atau kaum “papa”.
Ibn Athaillah: “Tidak semua sufi mengenakan jubah dan pakaian kasar. Lihatlah apa yang saya kenakan; apakah anda tidak setuju dengan penampilan saya?
Ibn Taymiyah: “Tetapi anda adalah ulama syariat dan mengajar di Al Ahzar.”

Ibn Athaillah: “Al Ghazali adalah seorang imam syariat maupun tasawuf. Ia mengamalkan fiqih, sunnah, dan syariat dengan semangat seorang sufi. Dan dengan cara ini, ia mampu menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama. Kita tahu bahwa dalam tasawuf, noda tidak memiliki tempat dalam agama dan bahwa kesucian merupakan ciri dari kebenaran. Sufi yang tulus dan sejati harus menyuburkan hatinya dengan kebenaran yang ditanamkan ahli sunnah.
Dua abad yang lalu muncul fenomena sufi gadungan yang anda sendiri telah mengecam dan menolaknya. Dimana sebagian orang mengurangi kewajiban beribadah dan peraturan keagamaan, melonggarkan berpuasa dan melecehkan pengamalan sholat wajib lima kali sehari. Ditunggangi kemalasan dan ketidakpedulian, mereka telah mengklaim telah bebas dari belenggu kewajiban beribadah. Begitu brutalnya tindakan mereka hingga Imam Qusyairi sendiri mengeluarkan kecaman dalam bukunya ar Risalah ( Risalatul Qusyairiyah ).
Di sini, ia juga menerangkan secara rinci jalan yang benar menuju Allah, yakni berpegang teguh pada Al Quran dan Sunnah. Imam tasawuf juga berkeinginan mengantarkan manusia pada kebenaran sejati, yang tidak hanya diperoleh melalui bukti rasional yang dapat diterima akal manusia yang dapat membedakan yang benar dan salah, melainkan juga melalui penyucian hati dan pelenyapan ego yang dapat dicapai dengan mengamalkan laku spiritual.
Kelompok diatas selanjutnya tersingkir lantaran sebagai hamba Allah sejati, seseorang tidak akan menyibukkan diriya kecuali demi kecintaannya pada Allah dan rasulNYA. Inilah posisi mulia yang menyebabkan seorang menjadi hamba yang shaleh, sehat dan sentosa. Inilah jalan guna membersihkan manusia dari hal-hal yang dapat menodai manusia, semacam cinta harta, dan ambisi akan kedudukan tertentu.

Meskipun demikian, kita harus berusaha di jalan Allah agar memperoleh ketentraman beribadah. Sahabatku yang cendekia, menerjemahkan naskah secara harfiah terkadang menyebabkan kekeliruan. Penafsiran harfiahlah yang mendasari penilaian anda terhadap Ibn Arabi, salah seorang imam kami yang terkenal akan kesalehannya. Anda tentunya mengerti bahwa Ibn Arabi menulis dengan gaya simbolis; sedangkan para sufi adalah orang-orang ahli dalam menggunakan bahasa simbolis yang mengandung makna lebih dalam dan gaya hiperbola yang menunjukkan tingginya kepekaan spiritual serta kata-kata yang menghantarkan rahasia mengenai fenomena yang tak tampak.
Ibn Taymiyah: “Argumentasi tersebut justru ditujukan untuk anda. Karena saat Imam al-Qusyairi melihat pengikutnya melenceng dari jalan Allah, ia segera mengambil langkah untuk membenahi mereka. Sementara apa yang dilakukan para syaikh sufi sekarang? Saya meminta para sufi untuk mengikuti jalur sunnah dari para leluhur kami (salafi) yang saleh dan terkemuka: para sahabat yang zuhud, generasi sebelum mereka dan generasi sesudahnya yang mengikuti langkah mereka.

Siapapun yang menempuh jalan ini, saya berikan penghargaan setinggi-tingginya dan menempatkan sebagai imam agama. Namun bagi mereka yang melakukan pembaruan yang tidak berdasar dan menyisipkan gagasan kemusyrikan seperti filososf Yunani dan pengikut Budha, atau yang beranggapan bahwa manusia menempati Allah (hulul) atau menyatu denganNya (ittihad), atau teori yang menyatakan bahwa seluruh penampakan adalah satu adanya/kesatuan wujud (wahdatul wujud) ataupun hal-hal lain yang diperintahkan syaikh anda: semuanya jelas perilaku ateis dan kafir”.
Ibn Athaillah: “Ibn Arabi adalah salah seorang ulama terhebat yang mengenyam pendidikan di Dawud al Zahiri seperti Ibn Hazm al Andalusi, seorang yang pahamnya selaras dengan metodologi anda tentang hukum islam, wahai penganut Hanbali! Tetapi meskipun Ibn Arabi seorabg Zahiri (menerjemahkan hukum islam secara lahiriah), metode yang ia terapkan untuk memahami hakekat adalah dengan menelisik apa yang tersembunyi, mencari makna spiritual (thariq al bathin), guna mensucikan bathin (thathhir al bathin).
Meskipun demikian tidak seluruh pengikut mengartikan sama sama apa-apa yang tersembunyi. Agara anda tidak keliru atau lupa, ulangilah bacaan anda mengenai Ibn Arabi dengan pemahaman baru akan simbol-simbol dan gagasannya. Anda akan menemukannya sangat mirip dengan al-Qusyairi. Ia telah menempuh jalan tasawuf di bawah payung al-quran dan sunnah, sama seperti hujjatul Islam Al Ghazali, yang mengusung perdebatan mengenai perbedaan mendasar mengenai iman dan isu-isu ibadah namun menilai usaha ini kurang menguntungkan dan berfaedah.
Ia mengajak orang untuk memahami bahwa mencintai Allah adalah cara yang patut ditempuh seorang hamba Allah berdasarkan keyakinan. Apakah anda setuju wahai faqih? Atau anda lebih suka melihat perselisihan di antara para ulama? Imam Malik ra. telah mengingatkan mengenai perselisihan semacam ini dan memberikan nasehat: Setiap kali seseorang berdebat mengenai iman, maka kepercayaannya akan berkurang.”
Sejalan dengan ucapan itu, Al Ghazali berpendapat: Cara tercepat untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah melalui hati, bukan jasad. Bukan berarti hati dalam bentuk fisik yang dapat melihat, mendengar atau merasakan secara gamblang. Melainkan, dengan menyimpan dalam benak, rahasia terdalam dari Allah Yang Maha Agung dan Besar, yang tidak dapat dilihat atau diraba.
Sesungguhnya ahli sunnahlah yang menobatkan syaikh sufi, Imam Al-Ghazali, sebagai Hujjatul Islam, dan tak seorangpun yang menyangkal pandangannya bahkan seorang cendekia secara berlebihan berpendapat bahwa Ihya Ulumuddin nyaris setara dengan Al Quran. Dalam pandangan Ibn Arabi dan Ibn Al Farid, taklif atau kepatuhan beragama laksana ibadah yang mihrab atau sajadahnya menandai aspek bathin, bukan semata-mata ritual lahiriah saja.
Karena apalah arti duduk berdirinya anda dalam sholat sementara hati anda dikuasai selain Allah. Allah memuji hambaNya dalam Al Quran:”(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya”; dan Ia mengutuk dalam firmanNya: “(Yaitu) orang-orang yang lalai dalam sholatnya”. Inilah yang dimaksudkan oleh Ibn Arabi saat mengatakan: “Ibadah bagaikan mihrab bagi hati, yakni aspek bathin, bukan lahirnya”.

Seorang muslim takkan bisa mencapai keyakinan mengenai isi Al Quran, baik dengan ilmu atau pembuktian itu sendiri, hingga ia membersihkan hatinya dari segala yang dapat mengalihkan dan berusaha untuk khusyuk. Dengan demikian Allah akan mencurahkan ilmu ke dalam hatinya, dan dari sana akan muncul semangatnya. Sufi sejati tak mencukupi dirinya dengan meminta sedekah.
Seseorang yang tulus adalah ia yang menyuburkan diri di (hadapan) Allah dengan mematuhiNya. Barangkali yang menyebabkan para ahli fiqih mengecam Ibn Arabi adalah karena kritik beliau terhdap keasyikan mereka dalam berargumentasi dan berdebat seputar masalah iman, hukum kasus-kasus yang terjadi (aktual) dan kasus-kasus yang baru dihipotesakan (dibayangkan padahal belum terjadi).

Ibn Arabi mengkritik demikian karena ia melihat betapa sering hal tersebut dapat mengalihkan mereka dari kejernihan hati. Ia menjuluki mereka sebagai “ahli fiqih basa-basi wanita”. Semoga Allah mengeluarkanmu karena telah menjadi salah satu dari mereka! Pernahkan anda membaca pernyataan Ibn Arabi bahwa:”Siapa saja yang membangun keyakinannya semata-mata berdasarkan bukti-bukti yang tampak dan argumen deduktif, maka ia membangun keyakinan dengan dasar yang tak bisa diandalkan. Karena ia akan selalu dipengaruhi oleh sangahan-sangahan balik yang konstan. Keyakinan bukan berasal dari alasan logis melainkan tercurah dari lubuk hati.” “Adakah pernyataan yang seindah ini?”
Ibn Taymiyah : “Anda telah berbicara dengan baik, andaikan saja gurumu seperti yang anda katakan, maka ia sangat jauh dari kafir. Tapi menurutku apa yang telah ia ucapkan tidak mendukung pandangan yang telah anda kemukakan.”

*Diterjemahkan dari On Tasawuf Ibn Atha’illah Al-Sakandari: “The Debate with Ibn Taymiyah, dalam buku karya Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani’s The repudiation of “Salafi” Innovations (Kazi, 1996) h. 367-379.
http://sufimuda.wordpress.com/2008/08/12/dialog-ibn-athaillah-dengan-ibnu-taymiyah/

Musibah Sebagai Nasihat

"Allah telah mengetahui bahwa engkau tidak dapat menerima nasihat yang hanya 
berupa kata-kata, karena itulah Allah merasakan kepadamu rasa pahitnya (berupa 
musibah) untuk memudahkanmu cara meninggalkannya" (Syeikh Ibnu 'Athoillah).

SEMOGA Allah senantiasa memberikan kesabaran kepada saudara-saudara kita yang 
pada saat ini tengah tertimpa musibah. Pada akhir-akhir ini betapa sering 
musibah menyapa saudara dan negeri kita. Dari mulai tsunami, banjir, tanah 
longsor, busung lapar, polio, flu burung, HIV/AIDS, dan berbagai musibah 
lainnya.

Mudah-mudahan mereka diberi kekuatan mental dan fisik dalam menghadapinya. 
Semoga mereka diberi kekuatan keimanan dan tawakal kepada-Nya. Sebab tak 
sedikit orang yang merasa putus asa, frustrasi, tatkala musibah menimpa. Tak 
sedikit pula orang yang tiba-tiba menjadi kufur tatkala musibah mendera. 
Kesabaran, ketawakalan, dan keyakinan kepada ketentuan Allah SWT menjadi sirna 
dari dirinya.

Orang yang arif adalah orang yang meyakinkan bahwa Allah Maha Pengasih lagi 
Maha Penyayang. Apa pun yang Ia turunkan, termasuk musibah di dalamnya, sudah 
barang tentu mengandung hikmah dan tujuan yang baik bagi kehidupan hamba-Nya. 
Tak satu pun yang Ia turunkan akan merugikan bagi hamba-hamba-Nya. Semuanya 
mengandung hikmah bagi kehidupan hamba-hamba-Nya. Terlebih-lebih bagi seorang 
mukmin yang taat.

"Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaan baginya 
menjadi kebaikan, dan tidak akan terjadi hal seperti itu, kecuali bagi seorang 
mukmin. Jika mendapat kenikmatan ia bersyukur, bersyukur itu lebih baik 
baginya. Apabila ditimpa musibah, ia bersabar, maka kesabaran itu lebih baik 
baginya" (H.R. Muslim).

Bagi seorang mukmin, musibah merupakan ujian yang menjadi batu loncatan bagi 
peningkatan kualitas keimanannya kepada Allah. Semakin arif dan sabar dalam 
menghadapinya, semakin tinggilah kualitas keimanannya dan semakin dekat dirinya 
kepada Allah. Tidaklah mengherankan jika segala jeritannya senantiasa didengar 
Allah. Semakin tinggi keimanan seseorang, akan semakin tinggi pula ujian yang 
akan Allah berikan kepadanya.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan, 
'Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?' Dan sesungguhnya Kami 
telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui 
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." 
(Q.S. 29: 2-3).

Di antara sekian banyak kriteria orang-orang yang beruntung di hadapan Allah 
adalah orang-orang yang mampu saling menasihati dalam jalan kebenaran dan 
kesabaran. Kitab Alquran sendiri sarat dengan nasihat dan tuntunan hidup bagi 
kita. Namun demikian, terkadang nasihat yang hanya berupa rangkaian kata-kata, 
karena kerasnya hati, jarang menembus hati kita. Untuk itulah, Allah menurunkan 
nasihat yang tidak berupa kata-kata, dalam bentuk lain, yakni dalam bentuk 
musibah.

Karenanya, musibah yang menimpa kita, saudara atau tetangga kita, pada 
hakikatnya merupakan nasihat dari Allah bagi semua hamba-hamba-Nya. Sejauh mana 
kesabaran kita dalam menghadapinya? Sejauh mana usaha kita untuk semakin 
mendekatkan diri kepada-Nya? Sejauh mana kita dapat melakukan muhasabah 
terhadap kekeliruan perilaku dan ucapan kita?

Berkenaan dengan musibah dalam kata-kata yang penuh makna, Syeikh Ibnu 
'Athoillah, seorang ulama sufi, berkata, "Allah telah mengetahui bahwa engkau 
tidak dapat menerima nasihat yang hanya berupa kata-kata, karena itulah Allah 
merasakan kepadamu rasa pahitnya (berupa musibah) untuk memudahkanmu cara 
meninggalkannya"

Sementra itu, Imam Al-Junaidy mengatakan, musibah merupakan lampu penerang bagi 
orang yang arif, sebuah keterjagaan bagi para pemula dan sebuah pembinasaan 
bagi orang yang lalai.

Apa pun bentuk musibah yang menimpa seseorang, merupakan nasihat dan peringatan 
Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bila ia seorang yang taat, musibah merupakan 
nasihat dari Allah agar semakin meningkatkan muraqqabah kepada-Nya, kesabaran, 
ketawakalan dan keimanan. Bila ia seorang ahli maksiat, musibah yang menimpanya 
merupakan peringatan untuk segera kembali ke jalan lurus yang telah 
digariskan-Nya.

Karena itulah, Imam Ja'far Ash-Shadiq sering berdoa tatkala musibah menimpanya, 
"Ya Allah! Aku memohon semoga musibah yang menimpaku ini menjadi jalan bagi 
peningkatan akhlak dan bukan pembangkit kemurkaan-Mu".

Yakinkanlah, Allah menurunkan musibah kepada hamba-Nya dengan kasih dan 
sayang-Nya. Ia Maha Mengetahui kemampuan hamba-hamba-Nya dalam menghadapinya. 
Tak selayaknya apabila kita merasa putus asa dan berprasangka buruk kepada 
Allah SWT.

"Seorang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang 
mukmin yang lemah, walaupun keduanya sama-sama baik (karena keimanannya). 
Berusaha keraslah untuk mendapatkan yang bermanfaat kepadamu dan memohonlah 
pertolongan kepada Allah serta jangan menjadi orang yang lemah. Jika suatu 
(musibah) menimpamu, janganlah kau berkata, 'Sekiranya aku berbuat demikian, 
tentulah akan kudapatkan demikian dan demikian', tetapi katakanlah, 'Sudahlah 
ini takdir Allah, dan apa saja yang ia kehendaki pasti itulah yang tejadi'. 
Sebab ucapan 'seandainya dan seandainya' itu dapat membuka (pintu) setan" (H.R. 
Muslim).

Musibah yang menimpa seseorang dapat merupakan jalan untuk bertobat dari 
dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Musibah penyakit misalnya, Rasulullah saw. 
bersabda, "Sakit selama sehari merupakan tobat selama satu tahun".

Umar Ibnu al Khattab pernah mengatakan, "Ketika seseorang ditimpa musibah atau 
suatu penyakit, janganlah ia berputus asa apalagi menyalahkan ketentuan Allah. 
Sebab dengan datangnya musibah tersebut, di dalamnya terdapat beberapa hikmah 
dan keuntungan. Yakni penghapusan dosa, kesempatan untuk mendapatkan pahala 
karena kesabarannya dalam menghadapi musibah, keterjagaan dari kelalaian, 
mengingat pertolongan Allah ketika sehat atau bahagia, pembaharuan tobat dan 
perangsang untuk memberikan sedekah/bantuan."

Apa pun bentuk musibah yang menimpa kita, yakinkanlah bahwa semuanya diturunkan 
Allah dengan ketentuan, kekuasaan, dan kasih sayang-Nya. Ia turunkan kepada 
hamba-hamba-Nya untuk meningkatkan derajat hamba-hamba-Nya di sisi-Nya.

"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu, agar Kami mengetahui 
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan 
(baik-buruknya) keadaanmu" (Q.S. 47:31).

Untuk itu, kesabaran, ketawakalan dan keyakinan bahwa Allah akan menggantinya 
dengan sesuatu yang terbaik, sudah selayaknya ditanamkan di hati setiap hamba 
yang mukmin. Berbaik sangka kepada-Nya harus selalu tertanam di hati setiap 
mukmin.

Rasul saw. telah mencontohkan, beliau memperbanyak berzikir dan berdoa tatkala 
musibah menimpanya. Sebab dengan berzikir dan berdoa, jiwa kita semakin dekat 
ke hadirat-Nya.

"Hendaklah seseorang di antara kamu mengucapkan istirja' (inna lillaahi wa 
innaa ilaihi raaji'un), pada setiap sesuatu yang menyusahkanmu sampai kepada 
tali sandalnya yang putus sekalipun, karena hal tersebut juga merupakan 
sebagian dari musibah" (H.R. Ibnu Shunni).***
 
Sumber : http://rudihandoko.multiply.com/journal/item/46 

Beberapa Contoh Program Pascal Paling Sederhana


Program Menghitung Jumlah Bilangan Perulangan FOR Dengan Nilai Statis
Skrip Program Pascal Output Program
program jum_bil; uses wincrt;
var
i, jum,bil: integer;
begin
jum:=0; {inisialisasi}
for i:=1 to 5 do
begin
write(‘Masukkan Bilangan = ‘);readln(bil);
jum:=jum+bil;
end;
writeln(‘Jumlah Bilangan = ‘,jum);
end.
Masukkan Bilangan = 12 Masukkan Bilangan = 12
Masukkan Bilangan = 12
Masukkan Bilangan = 12
Masukkan Bilangan = 12
Jumlah Bilangan = 60
Program Menghitung Jumlah Bilangan Perulangan FOR Dengan Nilai Dinamis
Skrip Program Pascal Output Program
program jum_bil2; uses wincrt;
var
i, n: integer;
jum, bil: real;
begin
write(‘Banyak bilangan :  ’);read(n);
jum := 0;
For i:= 1 to n do
begin
write(‘Masukkan Bilangan ‘,i, ‘=’);read(bil);
jum := jum+bil;
end;
writeln(‘Jum = ‘,jum:0:2);
end.
Banyak bilangan : 3 Masukkan Bilangan 1 = 12
Masukkan Bilangan 2 = 13
Masukkan Bilangan 3 = 14
Jum = 39.00
Program Menghitung Jumlah dan Mean Bilangan Perulangan FOR Dengan Nilai Dinamis
Skrip Program Pascal Output Program
program contoh_3; uses wincrt;
var
n, i : integer;
rata : real;
jum, bil : integer;
begin
Write(‘Masukkan nilai N = ‘);readln(n);
writeln (‘Nilai N adalah= ‘,n);writeln;
for i := 1 to n do
begin
write(‘Masukkan bilangan : ‘);read(bil);
jum := jum+bil;

end;
rata := jum/n;writeln;
writeln(‘Jumlahnya adalah : ‘,jum);
writeln(‘Nilai rata-ratanya :’, rata:0:2);
end.
Masukkan nilai N = 3 Nilai N adalah= 3

Masukkan bilangan: 1
Masukkan bilangan: 2
Masukkan bilangan: 3

Jumlahnya adalah : 6
Nilai rata-ratanya : 2.00
Program Menghitung Jumlah dan Banyaknya Data
Script Program Pascal Output Program Pascal
program contoh4; uses wincrt;
var
n, i,byk,jum, bil : integer;
begin
Write(‘Masukkan nilai perulangan : ‘);readln(n);
Writeln;
for i := 1 to n do
begin
write(‘Bilangan ‘,i,’ = ‘);read(bil);
if bil >= 10 then
begin
byk := byk+1;
jum := jum+bil ;
end;
end;
writeln;
writeln(‘banyak bilangan yang >= 10 : ‘,byk);
writeln(‘jumlah bilangan yang >= 10 : ‘,jum);
end.

 Sumber : http://khazanna032.wordpress.com/2009/11/03/beberapa-contoh-program-pascal-paling-sederhana/

Rabu, 20 Januari 2010

belajar bahasa pascal

LATIHAN I
PERULANGAN DAN SELEKSI KONDISI

1.1. Pendahuluan
Bahasa Pascal adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level language) yang cukup populer, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan bahasa Pascal lebih mudah dipahami dibanding bahasa pemrograman lainnya, seperti bahasa C, bahasa assembler, dan lain sebagainya. Selain itu, bahasa Pascal adalah bahasa pemrograman yang terstruktur dan lebih mendekati bahasa manusia (bahasa Inggris) sehingga sangat cocok diterapkan dalam dunia pendidikan. Dalam latihan ini, digunakan compiler FreePascal (www.freepascal.org) yang bersifat open source dan tersedia di banyak operating system (DOS, Windows, Linux, Macintosh, FreeBSD, dan lain sebagainya).
Sebelum mempelajari pemrograman dengan bahasa Pascal, sebaiknya mengerti terlebih dahulu tentang konsep dan teknik pemrograman. Konsep pemrograman adalah bentuk dasar dari suatu program yaitu algoritma program. Algoritma adalah urutan proses yang dilakukan oleh sebuah program, umumnya algoritma ini berbentuk flowchart (diagram alir). Teknik pemrograman adalah cara mengubah suatu algoritma menjadi program yang sebenarnya dengan bahasa pemrograman tertentu. Konsep dan teknik pemrograman adalah dasar dari pemrograman komputer, dengan menguasai kedua hal tersebut maka mempelajari pemrograman menjadi lebih mudah.

1.2. Struktur Program
Bahasa Pascal, secara garis besar mempunyai struktur sebagai berikut :
1. Judul program,
2. Blok program yang terdiri dari :
a. Bagian deklarasi, meliputi :
- deklarasi label,
- deklarasi konstanta,
- deklarasi tipe,
- deklarasi variabel,
- deklarasi prosedur dan/atau fungsi.
b. Bagian pernyataan, berisi perintah-perintah.

Untuk lebih jelas memahami struktur program Pascal, perhatikan contoh program
berikut ini :
program Struktur_Pascal; { judul program }
label { deklarasi label }
ulang;
const { deklarasi konstanta }
bahasa = 'Pascal';
versi = 1.9;
type { deklarasi tipe }
tipeku = integer;
var { deklarasi variabel }
A : tipeku;
procedure Tulis; { deklarasi prosedur }
begin
Writeln('Latihan Pascal 1: Perulangan dan Seleksi Kondisi');
Writeln('------------------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Halo,saya sedang belajar bahasa ',bahasa,' versi ',versi);
end;
begin { bagian pernyataan }
Tulis;
Readln;
end.

1.3. Perulangan
Perulangan (iterasi) adalah proses yang berulang. Iterasi selalu ada dalam bahasa
pemrograman apapun, karena disinilah letak kelebihan komputer dibanding manusia,
yaitu mampu melakukan hal yang sama berulang kali tanpa kesalahan akibat bosan
atau lelah. Dengan perulangan, program menjadi lebih pendek dan sederhana.
Dalam Pascal dikenal tiga macam perintah (statement) perulangan, yaitu
statement for…do, repeat…until dan while…do. Perulangan for…do adalah
perulangan dengan penghitung (counter), perulangan repeat…until adalah
perulangan dengan syarat akhir sedang perulangan while…do adalah perulangan
dengan syarat awal.
Untuk lebih jelas memahami proses perulangan ini, perhatikan contoh program
di bawah ini :

program Iterasi1;
var
I, Data : integer;
Nilai, Rata : real;
Jumlah : real;
begin
Writeln('Latihan Pascal 1: Perulangan dan Seleksi Kondisi');
Writeln('------------------------------------------------');
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
Jumlah := 0;
Writeln;
Write('Masukkan jumlah data : ');
Readln(Data);
Writeln;
for I := 1 to Data do
begin
Write('Masukkan data ke-',I,' : ');
Readln(Nilai);
Jumlah := Jumlah + Nilai;
end;
Rata := Jumlah/Data;
Writeln;
Writeln('Rata-ratanya = ',Rata:6:3);
Readln;
end.

Untuk lebih memahami apa yang dilakukan oleh program, jalankan program dengan tombol F7 dan amati perubahan variabelnya (cara mengamati perubahan variabel dapat ditanyakan pada asisten). Jika telah mengerti, buatlah program yang serupa dengan menggunakan statement perulangan yang lain.

1.4. Seleksi Kondisi
Seleksi kondisi adalah proses penentuan langkah berikutnya berdasarkan proses yang terjadi sebelumnya. Seleksi kondisi ini sangat penting dalam pemrograman sebab dengan adanya seleksi kondisi, program dapat menentukan proses apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan keadaan sebelumnya. Sehingga nampak seolaholah program dapat berpikir dan mengambil keputusan. Disinilah letak kekurangan komputer yaitu tidak mampu berpikir sendiri, semua hal yang dilakukan adalah berdasarkan perintah.
Dalam Pascal ada tiga macam perintah seleksi kondisi, yaitu statement

if…then, if…then…else dan case…of. Seleksi kondisi dengan if…then

digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara dua pilihan sedang seleksi kondisi dengan
if…then…else dan case…of

digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara banyak pilihan.

Untuk lebih memahami tentang seleksi kondisi, perhatikan contoh program di
bawah ini :

program Iterasi2;
var
Nilai : string;
begin
Writeln('Latihan Pascal 1: Perulangan dan Seleksi Kondisi');
Writeln('------------------------------------------------');
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
Write('Masukkan nilai mata kuliah DKP Anda (huruf) : ');
Readln(Nilai);
if Length(Nilai) > 2 then
Writeln('Nilai tidak mungkin lebih dari dua karakter !');
else
begin
if Nilai = 'A' then
Writeln('Anda berbakat menjadi programer !')
else if Nilai = 'B+' then
Writeln('Anda bisa menjadi programer handal.')
else if Nilai = 'B' then
Writeln('Anda mampu menjadi programer.')
else if Nilai = 'C+' then
Writeln('Anda cukup mampu menjadi programer.')
else if Nilai = 'C' then
Writeln('Anda kurang tertarik pada pemrograman.')
else if Nilai = 'D+' then
Writeln('Anda tidak suka pemrograman, ya !')
else if Nilai = 'D' then
Writeln('Anda pasti benci lihat program !')
else if Nilai = 'E' then
Writeln('Anda pasti nggak niat kuliah !')
else
Writeln('Anda salah memasukkan nilai !');
end;
Readln;
end.

Sebagaimana pada program Iterasi1, jalankan program dengan F7. Kemudian ubah
baris perintah seleksi kondisi
if…then…else setelah
if…then…else yang pertama
menjadi case…of,

tentunya diikuti pula dengan beberapa perubahan yang lain sehingga program tetap dapat dijalankan.

1.5. Latihan
1. Secara umum dalam bahasa pemrograman terdapat tiga macam jenis perulangan. Sebutkan dan jelaskan masing-masing jenis tersebut !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemrograman terstruktur dan jelaskan keuntungan memprogram dengan cara terstruktur !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan statement atau perintah dalam Pascal dan apa pula bedanya dengan reserved words !
4. Perhatikan program Iterasi2 yang menggunakan perintah seleksi kondisi if…then…else, bandingkan dengan yang menggunakan case…of (yang Anda
buat saat latihan sebelumnya). Bandingkan dan jelaskan perbedaannya !
5. Perhatikan struktur program Pascal ! Diantara bagian-bagian struktur tersebut, manakah yang harus ada ? Jelaskan mengapa demikian ?

LATIHAN II
PROSEDUR DAN FUNGSI

2.1. Pendahuluan
Sebuah program yang baik adalah program yang membagi permasalahan utama
menjadi bagian-bagian kecil dimana setiap bagian kecil ditangani oleh sebuah
subprogram, cara ini disebut dengan modular programming (pemrograman
terbagi/terpecah). Cara ini termasuk pemrograman terstruktur dan sangat didukung
oleh bahasa Pascal. Untuk itu, Pascal telah menyediakan dua jenis subprogram, yaitu
procedure dan function (prosedur dan fungsi).

Dengan modular programming, program lebih mudah dibaca dan dimengerti.
Selain itu, pembenahan program dan penelusuran jalannya program (debugging)
menjadi lebih mudah sebab dapat langsung diketahui subprogram mana yang berjalan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2.2. P r o s e d u r
Prosedur adalah subprogram yang menerima masukan tetapi tidak mempunyai
keluaran secara langsung. Cara mendeklarasikan sebuah prosedur adalah sebagai
berikut :
procedure A; { nama prosedur adalah A }
begin
{ statement }
end;

Pendeklarasian prosedur di atas adalah untuk prosedur yang tidak memerlukan
parameter. Parameter adalah data masukan untuk subprogram yang nantinya akan
diproses lebih lanjut dalam subprogram tersebut. Dalam Pascal, dikenal dua macam
parameter yaitu :
1. parameter nilai (value parameter), dan
2. parameter referensi (reference parameter).

Cara mendeklarasikan parameter tersebut adalah sebagai berikut :

procedure B(X : integer; var Y : integer);
begin
{ statement }
end;

Pada deklarasi prosedur di atas, parameter X adalah parameter nilai sedang parameter
Y adalah parameter referensi. Jadi, pendeklarasian parameter referensi didahului oleh
reserved word var. Parameter referensi ini nantinya dapat dijadikan sebagai variabel
keluaran dari prosedur.

Untuk lebih memahami penggunaan prosedur dalam Pascal, perhatikan contoh
program di bawah ini :

program Prosedur;
uses CRT;
var
Bil_1, Bil_2, Hasil : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Write('Masukkan bilangan pertama : ');
Readln(Bil_1);
Write('Masukkan bilangan kedua : ');
Readln(Bil_2);
Writeln;
end;
procedure Kali(A,B : integer);
var
I : integer;
begin
Hasil := 0;
for I := 1 to B do Hasil := Hasil + A;
end;
procedure Kalikan(A,B : integer; var C : integer);
var
I : integer;
begin
C := 0;
for I := 1 to B do C := C + A;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
Kali(Bil_1, Bil_2);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Kalikan(Bil_1, Bil_2, Hasil);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas. Dua prosedur terakhir memiliki kemiripan, bedanya hanya
pada jumlah parameter dan variabel hasil perkaliannya. Untuk lebih jelas, jalankan program dan perhatikan apa yang dilakukan oleh dua prosedur tersebut maka akan nampak perbedaan keduanya.

2.3. F u n g s i
Fungsi adalah subprogram yang menerima masukan dan mempunyai keluaran secara langsung. Cara mendeklarasikan sebuah fungsi adalah sebagai berikut :

function A : integer; { nama fungsi adalah A dengan }
begin { tipe data keluaran adalah integer }
{ statement }
A := 3; { nilai yang dikeluarkan fungsi }
end;

Sebagaimana dalam prosedur, fungsi juga dapat diberikan parameter. Cara
mendeklarasikan fungsi dengan parameter juga tidak jauh berbeda dengan
pendeklarasian parameter pada prosedur.

function B(X : integer) : integer;
begin
{ statement }
B := X * 2;
end;

Perbedaan utama antara prosedur dan fungsi adalah dalam menghasilkan keluaran.
Walaupun prosedur bisa menghasilkan nilai keluaran, tetapi nilai tersebut tidak dapat
diambil secara langsung, melainkan harus diambil melalui parameter referensi.
Sedangkan keluaran dari fungsi dapat diambil langsung dari fungsi tersebut. Untuk
lebih memahami perbedaan prosedur dan fungsi, perhatikan contoh berikut ini :
program Fungsi;
uses CRT;
var
Bil_1, Bil_2, Hasil : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Write('Masukkan bilangan pertama : ');
Readln(Bil_1);
Write('Masukkan bilangan kedua : ');
Readln(Bil_2);
Writeln;
end;
function Kali(A,B : integer) : integer;
var
I,J : integer;
begin
J := 0;
for I := 1 to B do J := J + A;
Kali := J;
end;
procedure Kalikan(A,B : integer; var C : integer);
var
I : integer;
begin
C := 0;
for I := 1 to B do C := C + A;
end;
begin


ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kali(Bil_1,Bil_2):5);
Kalikan(Bil_1, Bil_2, Hasil);
Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Hasil:5);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas. Prosedur Kalikan dan fugsi Kali mempunyai keluaran yang sama, tetapi cara mengambil keluarannya berbeda. Perhatikan dan jelaskan apa yang terjadi jika baris keempat dalam program utama yang semula perintah :

Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kali(Bil_1,Bil_2):5);
diubah menjadi :

Writeln(Bil_1:3,' x ',Bil_2:3,' = ',Kalikan(Bil_1,Bil_2,Hasil):5);

2.4. Rekursi
Dalam Pascal, ada satu kelebihan dalam cara pemanggilan subprogram. Pascal mengijinkan pemanggilan suatu subprogram dari dalam subprogram itu sendiri. Tidak semua bahasa pemrograman mengijinkan cara pemanggilan subprogram seperti itu karena akan banyak memakan memori. Untuk lebih jelasnya perhatikan potongan program di bawah ini :

procedure Z;
begin
{ statement }
Z;
end;

Pada baris terakhir prosedur Z di atas, terdapat pemanggilan kembali terhadap prosedur Z, sehingga prosedur di atas tidak akan pernah selesai dijalankan sebab begitu sampai pada baris terakhir dari prosedur, program akan kembali lagi ke awal prosedur. Yang terjadi adalah semacam perulangan tanpa perintah perulangan Pascal, dan perulangan dengan cara ini disebut dengan rekursi. Rekursi berlaku terhadap semua subprogram dalam Pascal, yaitu prosedur dan fungsi.

Dengan adanya rekursi ini, banyak algoritma komputer menjadi lebih mudah dibuat programnya. Berikut ini adalah program menghitung suku banyak Legendre, salah satu contoh perhitungan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan rekursi :

program Rekursi;
uses CRT;
var
Jum_Suku, I : integer;
Bil_X : real;
function Legendre(X : real; N : integer) : real;
var
Suku_1, Suku_2 : real;
begin
if N = 0 then
Legendre := 1
else if N = 1 then
Legendre := X
else
begin
Suku_1 := ((2*N - 1) * (X * Legendre(X, N-1))) / N;
Suku_2 := ((N-1) * Legendre(X, N-2)) / N;
Legendre := Suku_1 + Suku_2;
end;
end;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 2 : Prosedur dan Fungsi');
Writeln('--------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Baca_Data;
begin
Writeln('Menghitung Suku Banyak Legendre');
Writeln;
Write('Sampai suku ke : ');
Readln(Jum_Suku);
Write('Masukkan nilai X : ');
Readln(Bil_X);
Writeln;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Baca_Data;
for I := 0 to Jum_Suku do
begin
Writeln('Suku ke-',I:2,', Nilainya = ',Legendre(Bil_X, I):8:3);
end;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Untuk lebih jelas memahami program, jalankan program dengan F7. Perhatikan pula
apa yang dilakukan oleh fungsi Legendre. Amati perubahan variabel-variabel yang
terlibat dalam fungsi.

2.5. Latihan
1. Apa guna parameter dalam subprogram ?
2. Kapan kita menggunakan fungsi dan kapan pula menggunakan prosedur?
3. Sebutkan dan jelaskan kelemahan rekursi !
4. Buatlah program Rekursi di atas tanpa menggunakan rekursi kemudian bandingkan
antara yang menggunakan rekursi dan yang tidak. Jelaskan perbedaan dan
persamaannya !
5. Buatlah program untuk menghitung perkalian dua bilangan kompleks ! Gunakan
prosedur atau fungsi !

LATIHAN III
ARRAY DAN RECORD
3.1. Pendahuluan
Dalam bahasa Pascal, secara garis besar dikenal dua macam tipe data yaitu tipe data sederhana (primitive type) dan tipe data kompleks (complex type). Contoh tipe data sederhana adalah tipe numerik (integer dan real), tipe data karakter, tipe data boolean dan tipe data enumerasi. Contoh tipe data kompleks adalah string, array (larik), record dan object. Tipe data sederhana adalah tipe data yang hanya mampu menyimpan satu nilai tiap satu variabelnya. Sebaliknya tipe data kompleks adalah tipe data yang mampu menyimpan lebih dari satu nilai dalam tiap satu variabelnya. Dalam latihan ini hanya
akan dibahas dua tipe data kompleks yaitu array dan record.

3.2. A r r a y
Array adalah tipe data kompleks yang elemen-elemennya mempunyai tipe data yang sama. Jumlah elemen array bersifat tetap dan tidak bisa ditambah atau dikurangi setelah pendeklarasiannya. Tiap elemen mempunyai nomer indeks sendiri dan pengaksesan terhadap elemen array dilakukan dengan menunjukkan nomer indeks dari elemen yang akan diakses.
Cara pendeklarasian suatu variabel bertipe array adalah sebagai berikut :

var
A : array[1..10] of integer;

Pada potongan program di atas, maksudnya adalah sebagai berikut : variabel A berupa array dari integer dengan jumlah elemen sebanyak 10, nomer indeks terkecil adalah 1 dan nomer indeks terbesar adalah 10. Untuk mengakses elemen dari variabel A dapat dilakukan dengan menunjukkan nomer indeks elemen A seperti ini :

A[nomer_indeks] contoh : A[1] := 10;

Untuk lebih memahami penggunaan array dalam program, perhatikan contoh
program di bawah ini :

program Fibonacci;
uses CRT;
var
I : integer;
Data : array[1..10] of integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Praktikum DKP III : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Fibo;
begin
for I := 1 to 10 do
begin
if I < 3 then
Data[I] := I - 1
else
Data[I] := Data[I-1] + Data[I-2];
end;
Writeln('Deret Fibonacci suku ke-1 hingga suku ke-10 :');
for I := 1 to 10 do Write(Data[I]:3);
Writeln;
end;
begin
ClrScr;
Awal;
Fibo;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas, terutama cara mengakses variabel array pada prosedur
Fibo. Untuk lebih memahami jalannya program, jalankan program dengan F7 dan perhatikan perubahan elemen-elemen variabel Data yang berupa array. Jika program di atas telah dimengerti, buatlah program menghitung deret Fibonacci tetapi tidak menggunakan variabel array. Kemudian bandingkan dan perhatikan perbedaan kedua program tersebut. Array yang digunakan pada program di atas adalah array berdimensi tunggal atau array berdimensi satu. Dengan demikian, dapat pula dideklarasikan variabel array dengan dimensi lebih dari satu atau array berdimensi banyak. Berikut adalah cara mendeklarasikan array berdimensi dua :

var
A : array[1..10,1..10] of integer;

Antara dimensi satu dengan dimensi lainnya dipisahkan oleh tanda koma (,), demikian juga untuk mendeklarasikan array berdimensi lebih dari dua. Cara mengakses elemen array juga tidak jauh berbeda dengan cara mengakses elemen array berdimensi satu, yaitu menggunakan nomer indeksnya. Contohnya sebagai berikut : A[2,3] := 10; artinya elemen yang terletak pada nomer 2 dimensi pertama dan nomer 3 dimensi kedua diisi dengan nilai 10. Array berdimensi dua ini banyak digunakan dalam perhitungan matrik, oleh sebab itu array berdimensi dua disebut juga dengan array matrik. Perhatikan contoh program berikut ini :

program Jumlah_Matrik;
uses CRT;
const
Orde = 3;
type
Matrik = array[1..orde,1..orde] of integer;
var
M1, M2, H : matrik;
I, J : integer;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan Pascal 3 : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure JumlahMatrik(var Mat1, Mat2, MatHasil : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
for J := 1 to orde do
MatHasil[I,J] := Mat1[I,J] + Mat2[I,J];
end;
procedure BacaData(var Mat : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
for J := 1 to orde do
begin
Write('Nilai[',I,',',J,'] = ');
Readln(Mat[I,J]);
end;
end;
procedure TulisMatrik(var Mat : matrik);
begin
for I := 1 to orde do
begin
for J := 1 to orde do
begin
Write(Mat[I,J]:5);
end;
Writeln;
end;
end;
begin

ClrScr;
Awal;
Writeln('Isi matrik pertama :');
BacaData(M1);
Writeln;
Writeln('Isi matrik kedua :');
BacaData(M2);
Writeln;
JumlahMatrik(M1, M2, H);
Writeln('Penjumlahan matrik pertama dan kedua :');
TulisMatrik(H);
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas. Terutama cara mengakses isi array dua dimensi secara
berurutan seperti pada tiga prosedur terakhir.

3.3. R e c o r d
Record adalah tipe data kompleks yang elemen-elemennya boleh mempunyai tipe data yang berbeda. Record lebih kompleks daripada array karena record merupakan kumpulan beberapa variabel dengan tipe data yang berbeda. Berbeda dengan array yang tiap elemennya ditandai dengan nomer indeks maka record ditandai dengan nama variabel anggotanya. Cara mengakses elemen dari record dilakukan dengan menyebutkan nama variabel anggota setelah menyebutkan nama record yang akan diakses. Di antara nama record dan nama variabel anggota dipisahkan tanda titik (.).
Cara pendeklarasian record adalah sebagai berikut :

var
B : record
X : integer;
Y : real;
end;

Pada pendeklarasian di atas, maksudnya adalah sebagai berikut : variabel B berupa
record dengan dua elemen yaitu X bertipe integer dan Y bertipe real. Untuk
mengakses elemen dari variabel B seperti berikut : B.nama_variabel
contoh : B.X := 10;

Untuk lebih memahami penggunaan record dalam program, perhatikan contoh
berikut ini :

program Jumlah_Kompleks;
uses CRT;
Type
Kompleks = record
bil_real : integer;
bil_imaj : integer;
end;
var
K1, K2, H : kompleks;
procedure Awal;
begin
Writeln(' Latihan Pascal 3 : Array dan Record');
Writeln('------------------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure JumlahKompleks(var Komp1, Komp2, KompHasil : kompleks);
begin
KompHasil.bil_real := Komp1.bil_real + Komp2.bil_real;
KompHasil.bil_imaj := Komp1.bil_imaj + Komp2.bil_imaj;
end;
procedure BacaData(var Komp : kompleks);
begin
Write('Bilangan real : ');
Readln(Komp.bil_real);
Write('Bilangan imajiner : ');
Readln(Komp.bil_imaj);
end;
procedure TulisKompleks(var Komp : kompleks);
begin
Write('(',Komp.bil_real:3,' + ',Komp.bil_imaj:3,'i)');
end;
begin

ClrScr;
Awal;
Writeln('Isi bilangan kompleks pertama :');
BacaData(K1);
Writeln;
Writeln('Isi bilangan kompleks kedua :');
BacaData(K2);
Writeln;
JumlahKompleks(K1, K2, H);
Writeln('Penjumlahan bilangan kompleks pertama dan kedua :');
TulisKompleks(K1);
Write(' + ');
TulisKompleks(K2);
Write(' = ');
TulisKompleks(H);
Writeln;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Perhatikan program di atas. Untuk lebih jelasnya, jalankan program dengan F7
sehingga akan terlihat urutan jalannya program. Perhatikan pula bagaimana cara
mengakses elemen record seperti pada prosedur JumlahKompleks.

3.4. Latihan
1. Buatlah program untuk mengurutkan sekumpulan data !
2. Buatlah program menghitung perkalian matriks !
3. Buatlah program menghitung perkalian bilangan kompleks !
4. Jelaskan guna reserved word with dalam Pascal !
5. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara array dan record !

LATIHAN IV
G R A F I K

4.1. Pendahuluan
Layar komputer selain dapat beroperasi pada mode teks, juga dapat beroperasi
pada mode grafik. Dengan adanya kemampuan ini, banyak hal yang semula tidak
dapat dilakukan pada mode teks dapat dilakukan pada mode grafik, seperti membuat
atau menampilkan gambar di layar komputer. Selain itu, mode grafik dapat digunakan
untuk memvisualisasikan grafik persamaan matematika.
Karena mode grafik berbeda dengan mode teks, maka pemrogramannya pun
berbeda pula. FreePascal telah menyediakan prosedur dan fungsi khusus untuk
pemrograman pada mode grafik. Latihan keempat ini akan mempelajari pemrograman
mode grafik dengan FreePascal.

4.2. Mengaktifkan Mode Grafik
Untuk mengaktifkan mode grafik, digunakan prosedur standar Pascal :

InitGraph(var GraphDriver: integer; var GraphMode: integer; DriverPath: string);

Pada prosedur di atas, diperlukan tiga buah parameter :
1. GraphDriver : definisi tingkat kedalaman warna monitor,
2. GraphMode : definisi resolusi monitor,
3. DriverPath : lokasi file driver yang digunakan, jika menggunakan file khusus, biasanya tidak perlu sehingga bisa dikosongkan.

4.3. Prosedur dan Fungsi Grafik Standar Pascal
Untuk penanganan mode grafik, FreePascal telah menyediakan banyak prosedur dan fungsi dalam satu unit khusus untuk pemrograman grafik. Lebih jelasnya, perhatikan program berikut :
program Grafik1;
uses Graph;
var
GDriver, GMode : integer;
C, I, X, Y : integer;
SX, SY, SC : string;
begin
GDriver := d8bit; // kedalaman warna 8 bit (256 warna)
GMode := m640x480; // resolusi monitor 640 lebar x 480 tinggi
InitGraph(GDriver,GMode,'');
Randomize;
C := GetMaxColor;
X := GetMaxX;
Y := GetMaxY;
Str(C+1,SC);
Str(X+1,SX);
Str(Y+1,SY);
for I := 1 to 100 do
begin
PutPixel(random(X),random(Y),random(C));
SetColor(random(C));
Line(random(X),random(Y),random(X),random(Y));
Circle(random(X),random(Y),random(50));
end;
Bar(2,2,637,10);
SetColor(0);
OutTextXY(5,3,Latihan 4 : Grafik');
OutTextXY(500,3,'Nama : ---------');
Bar(2,468,637,477);
SetColor(1);
OutTextXY(380,469,'Mode Grafik VGA'+SX+'x'+SY+' '+SC+' warna');
SetColor(4);
OutTextXY(5,469,'Tekan Enter...');
SetColor(C);
Rectangle(0,0,X,Y);
Readln;
CloseGraph;
end.

Perhatikan jalannya program dengan cara menjalankannya perbaris (step over),
gunakan tombol F8. Dengan cara ini dapat dilihat apa yang dilakukan oleh tiap baris
program di atas.

4.4. Aplikasi Grafik
Setelah mengetahui cara pemrograman grafik, hal selanjutnya yang perlu
dipelajari adalah cara mengaplikasikannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Percobaan kali ini akan membahas pemanfaatan mode grafik untuk menampilkan
bentuk grafik suatu persamaan matematika. Perhatikan program berikut ini :
program Grafik2;
uses Graph;
var
GDriver, GMode : integer;
A, B, I : integer;
MC, MX, MY : integer;
TX, TY, JX, JY : integer;
K, X1, X2, Y : real;
SX, SY, SC : string;
function F(X : real): real;
begin
F := sin(2*PI*X)/X;
end;
begin
GDriver := d8bit;
GMode := m640x480;
InitGraph(GDriver, GMode, 'A:\');
MC := GetMaxColor;
MX := GetMaxX;
MY := GetMaxY;
Str(MC+1,SC);
Str(MX+1,SX);
Str(MY+1,SY);
Bar(2,2,637,10);
SetColor(0);
OutTextXY(5,3,'Latihan 4 : Aplikasi Grafik');
OutTextXY(500,3,'Nama : ----------');
Bar(2,468,637,477);
SetColor(1);
OutTextXY(370,469,'Mode Grafik VGA '+SX+'x'+SY+' '+SC+' warna');
SetColor(4);
OutTextXY(5,469,'Tekan Enter...');
SetColor(MC);
Rectangle(0,0,MX,MY);
Rectangle(2,12,637,466);
SetViewPort(3,13,636,465,true);
TX := 320;
TY := 340;
JX := 50;
JY := 50;
X1 := -25;
X2 := 25;
K := 0.001;
SetColor(9);
Line(TX,0,TX,MY);
Line(0,TY,MX,TY);
SetLineStyle(1,0,1);
SetColor(8);
for I := 1 to 25 do
begin
A := TX + I*JX;
B := TX - I*JX;
Line(A,0,A,MY);
Line(B,0,B,MY);
A := TY - I*JY;
B := TY + I*JY;
Line(0,A,MX,A);
Line(0,B,MX,B);
end;
repeat
X1 := X1 + K;
Y := F(X1);
A := round(X1 * JX) + TX;
B := TY - round(Y * JY);
PutPixel(A,B,14);
until X1 > X2;
Readln;
CloseGraph;
end.

Jalankan program di atas dengan menekan tombol F8. Untuk lebih jelas memahami
program lakukan beberapa hal berikut :
Ubah nilai variabel TX menjadi …..….., kemudian jalankan kembali program diatas. Ubah lagi variabel TY menjadi ……...., kemudian jalankan lagi programnya.
Ubah nilai variabel JX menjadi ………., kemudian jalankan kembali program diatas. Ubah lagi variabel JY menjadi ………., kemudian jalankan lagi programnya.
Ubah nilai variabel X1 menjadi ………, kemudian jalankan kembali program diatas. Ubah variabel X2 menjadi ………, kemudian jalankan lagi programnya.
Ubah nilai variabel K menjadi ………., kemudian jalankan lagi program di atas. Ubah lagi variabel K menjadi ………., kemudian jalankan lagi programnya.

Dengan melakukan beberapa hal di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai manfaat
masing-masing variabel yang digunakan dalam program.

4.5. Latihan
1. Jelaskan (berikut parameternya) dari fungsi dan prosedur grafik Pascal di bawah
ini:
a. GetPixel
b. ClearDevice
c. Bar3D
d. SetLineStyle
e. SetTextStyle
2. Buatlah flowchart dari program Grafik2, kemudian jelaskanlah jalan programnya !
3. Jelaskan manfaat penggunaan fungsi round dalam perulangan
repeat...until pada program Grafik2 !
4. Jelaskan manfaat dari masing-masing variabel yang telah Anda amati pada saat
menjalankan program Grafik2 di atas !
5. Dengan menggunakan program Grafik2, ubahlah persamaan grafiknya menjadi :
f(x) = exp(x). Jelaskan apa yang terjadi pada program !

LATIHAN V
ANALISA NUMERIK

5.1. Pendahuluan
Setelah mempelajari pemrograman menggunakan bahasa Pascal maka pada latihan terakhir ini akan dipelajari tentang aplikasi pemrograman untuk memecahkan permasalahan dengan metode numerik. Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan masalah matematis sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan. Metode numerik banyak berguna dalam memecahkan masalahmasalah teknik rekayasa yang tidak mungkin dipecahkan secara analitis.
Dalam latihan ini hanya dibahas dua masalah dasar dalam metode numerik, yaitu penentuan akar-akar persamaan dan menyelesaikan sistem persamaan. Selain itu, pembahasan akan lebih ditekankan pada materi pemrogramannya daripada teori numeriknya. Lebih lanjut tentang teori-teori metode numerik dapat dipelajari dalam mata pelajaran Matematika.

5.2. Menentukan Akar-Akar Persamaan
Suatu persamaan matematika dapat ditentukan akar persamaannya dengan beberapa metode. Secara garis besar, ada dua metode yaitu metode pengurung dan metode terbuka. Salah satu metode pengurung adalah metode grafik, metode ini sudah dijelaskan pada latihan keempat tentang aplikasi grafik. Metode ini mengamati secara langsung posisi akar pada grafik persamaannya. Selain metode grafik, ada beberapa macam lagi metode pengurung seperti metode inkremental, metode bagi dua dan metode posisi palsu. Berikut ini adalah program untuk menentukan akar-akar persamaan dengan metode inkremental :

program Akar_Persamaan;
uses CRT;
var
MaxGalat, AkarPers,
BatasAtas, BatasBawah : real;
MaxIterasi : integer;
function F(X : real) : real;
begin
F := X*X*X - 6*X - 7;
end;
procedure Awal;
begin
Writeln('Latihan 5 : Analisa Numerik');
Writeln('---------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
Writeln('Program Untuk Menghitung Akar Persamaan');
Writeln;
end;
procedure BacaData;
begin
Write('Masukkan galat maksimum : ');
Readln(MaxGalat);
Write('Masukkan maksimum iterasi : ');
Readln(MaxIterasi);
Write('Masukkan perkiraan awal : ');
Readln(BatasBawah);
Writeln;
end;
procedure Inkremental;
var
Iterasi : integer;
Kenaikan,
Galat, Uji : real;
begin
Iterasi := 0;
Kenaikan := 1;
Writeln(' Iterasi Batas Bawah Akar Persamaan Galat');
Writeln('-------------------------------------------------');
repeat
Iterasi := Iterasi + 1;
BatasAtas := BatasBawah + Kenaikan;
AkarPers := BatasAtas;
Uji := F(BatasAtas) * F(BatasBawah);
Galat := abs((AkarPers - BatasBawah)/AkarPers);
if Uji > 0 then BatasBawah := BatasAtas
else Kenaikan := Kenaikan/2;
Writeln(Iterasi:5, BatasBawah:17:5, AkarPers:15:5, Galat:13:5);
until (Kenaikan <= MaxGalat) or (Iterasi >= MaxIterasi);
Writeln('-------------------------------------------------');
Writeln;
end;
procedure TampilHasil;
begin
Writeln('Akar persamaan dari fungsi adalah ',AkarPers:8:5);
end;
begin
ClrScr;
Awal;
BacaData;
Inkremental;
TampilHasil;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Jalankan program di atas dengan menekan tombol F7, perhatikan jalannya program dan pelajari algoritmanya. Jika algoritma program telah dimengerti, temukan kelemahan dan kelebihannya dan perbaikilah kelemahan tersebut.

5.3. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier
Dalam teknik-teknik rekayasa seringkali dijumpai suatu permasalahan yang lebih mudah menyelesaikannya dengan mengubah permasalahan menjadi persamaan matematika. Untuk persamaan tunggal dapat diselesaikan dengan menggunakan metode penentuan akar persamaan, sedang untuk persamaan yang lebih dari satu maka diperlukan metode lain untuk menyelesaikannya. Ada beberapa metode numerik yang seringkali digunakan untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan, antara lain dengan metode eliminasi matrik, metode grafik dan metode eliminasi Gauss yang mempunyai beberapa macam jenis. Metode grafik telah dibahas pada latihan sebelumnya, tetapi untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan, semua grafik persamaan harus ditampilkan bersamaan, karenanya contoh program dalam latihan keempat harus diperbaiki agar dapat menampilkan beberapa persamaan sekaligus. Berikut ini adalah contoh program menggunakan metode eliminasi matrik :

Program Eliminasi_Matrik;
uses CRT;
const
JmlPers = 3;
type
Matrik = array[1..JmlPers+1, 1..JmlPers+1] of real;
var
Koefs : matrik;
procedure Identitas;
begin
Writeln('Latihan 5 : Analisa Numerik');
Writeln('---------------------------');
Writeln;
Writeln('Nama : ____________________');
Writeln('NIM : __________');
Writeln;
end;
procedure Judul;
begin
Writeln('Program Penyelesaian 3 Persamaan Linier');
Writeln;
Writeln('Bentuk persamaan : a1 x + b1 y + c1 z = k1');
Writeln(' a2 x + b2 y + c2 z = k2');
Writeln(' a3 x + b3 y + c3 z = k3');
Writeln;
end;
procedure BacaData;
var
I, J : integer;
begin
for I := 1 to JmlPers do
begin
for J := 1 to JmlPers + 1 do
begin
if J = JmlPers + 1 then
begin
Write('Masukkan konstanta k',I,' : ');
Readln(Koefs[I,J]);
end
else
begin
Write('Masukkan nilai ',chr(96+J),I,' : ');
Readln(Koefs[I,J]);
end;
end;
Writeln;
end;
end;
function Det3x3(var Mat : matrik) : real;
var
Det3, H : real;
I, J, K, L : integer;
Det2 : array[1..4] of real;
begin
K := 0;
Det3 := 0;
for L := 1 to 4 do Det2[L] := 0;
for I := 1 to 3 do
begin
for L := 2 to 3 do
begin
for J := 1 to 3 do
begin
if I <> J then
begin
K := K + 1;
Det2[K] := Mat[L,J];
end;
end;
end;
H := Mat[1,I];
if I mod 2 = 0 then H := -H;
Det3 := Det3 + (Det2[1]*Det2[4] - Det2[2]*Det2[3]) * H;
for L := 1 to 4 do Det2[L] := 0;
K := 0;
end;
Det3x3 := Det3;
end;
procedure EliminasiMatrik;
var
MatElim : matrik;
I, J : integer;
A, B : real;
begin
MatElim := Koefs;
for J := 1 to JmlPers do
begin
for I := 1 to JmlPers do
MatElim[I,J] := Koefs[I,JmlPers+1];
A := Det3x3(MatElim);
B := Det3x3(Koefs);
Koefs[JmlPers+1,J] := A/B;
MatElim := Koefs;
end;
end;
procedure TampilkanHasil;
var
I : integer;
begin
ClrScr;
Identitas;
Writeln('Program Penyelesaian 3 Persamaan Linier');
Writeln;
Writeln('Bentuk persamaan : ');
for I := 1 to JmlPers do
begin
Write(Koefs[I,1]:5:2,'x + ',Koefs[I,2]:5:2,'y + ');
Writeln(Koefs[I,3]:5:2,'z = ',Koefs[I,4]:5:2);
end;
Writeln;
Writeln('Penyelesaian persamaan :');
for I := 1 to JmlPers do
Writeln(chr(119+I):5,' = ',Koefs[JmlPers+1,I]:5:2);
end;
begin
ClrScr;
Identitas;
Judul;
BacaData;
EliminasiMatrik;
TampilkanHasil;
Writeln;
Write('Tekan Enter...');
Readln;
end.

Jalankan program di atas dengan tombol F9. Perhatikan terutama pada prosedur Eliminasi Matrik sebab prosedur itulah inti dari program di atas. Fungsi Det3x3 yang menghasilkan nilai determinan dari matrik orde 3x3 juga sangat penting untuk dimengerti. Diharapkan setelah memahami program di atas, bisa lebih mudah untuk mempelajari algoritma penyelesaian sistem persamaan linier lainnya, seperti metode eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan dan lain sebagainya.

SUMBER : http://blacklustersoldiers.multiply.com/journal/item/2